Senin, 01 November 2010

Kriteria dan syarat kalimat Efektif

Kriteria kalimat Efektif

Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin. Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa.

Syarat-syarat kalimat dapat di katakana sebagai kalimat efektif adalah

*terdapatnya unsure koherensi/kepaduan Yaituu Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa. Keterangannya ialah :Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas. Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.

1. Struktur Kalimat Umum

Unsur-unsur yang mambnagun sebuah kalimat dapat dibedaskan menjadi dua, yaitu: unsur wajib dan unsur tak wajib (unsur manasuka). Unsure wajid adalah unsur yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu S/subjek dan P/ Predikat), sedangkan unsure takwajib atau unsure manasuka adalah unsur yang boleh ada dan boleh tidak ada (yaitu kata kerja Bantu : harus, boleh, keterangan aspek: sudah, akan, keterangan :tempat, waktu, cara dan sebagainya).

2. Struktur Kalimat Paralel

Yang dimaksud kesejajaran (paralelisme) dalam kalimat adalah penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama yang dipakai dalam susunan serial. Jika sebuah ide dalam sebuah kalimat dinyatakan dengna frase (kelompok kata), maka ide-ide yang sederajat harus dinyatakan dengan frase. Jika sebuah ide dalam suatu kalimat dinyatakan dengan kata benda, maka ide lain yang sederajat harus dengan kata benda juga. Demikian juga halnya bila sebuah ide dalam sebuah kalimat dinyatakan dengan kata kerja, maka ide lainnya yang sederajat harus dinyatakan dengan jenis kata yang sama.

Syarat Kalimat Efektif

a. Keterpaduan

· Pengertian

Keterhubungan pada kalimatialah adanya timbal balik yang baik dan jelas di antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat tersebut. Kalimat akan tidak terpadu karena salah menempatkan kata depan (tentang, mengenai, akan), kata keterangan aspek (sudah, telah, akan) dan keterangan modalitas (harus, boleh, ingin) pada kalimat pasif.

· Penyebab Ketidakpaduan

Ketidakpaduan akan terjadi apabila terdapat:

- Kata ganti yang salah

Jika salah menempatkan kata ganti pada sebuah kalimat maka kalimat tersebut bisa tidak terpadu. Contoh :

tidak efektif: Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

efektif : Atas perhatian saudara, kami ucapkan terima kasih.

- Kata depan yang tidak tepat

Jika salah menempatkan kata depan pada sebuah kalimat maka kalimat tersebut bisa tidak terpadu.

tidak efektif: Penyair itu mempuisikan tentang keadaan indonesia yang sulit ini.

efektif : Penyair itu mempuisikan keadan indonesia yang sulit ini.

- Kata penghubung yang tidak jelas

tidak efektif: Empank menyelam di sungai itu; ia kedinginan.

efektif : Empank menyelam di sungai itu kemudian ia kedinginan.

b. Kehematan

Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak. Akan tetapi, bukan berarti menghilangkan kata atau frasa yang dapat memperjelas kalimat.

kalimat hemat memiliki beberapa kriteria, yaitu

1. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.

Contoh

- Karena ia tidak diundang ia tidak datang ke tempat itu.

- Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui presiden datang.

Perbaikannya

- Karena tidak diundang, ia tidak datang ke tempat itu.

- Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.

2. Penghematan dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponim kata.

Contoh:

- Ia memakai baju warna merah.

- Di mana engkau menangkap burung pipit itu?

Perubahannya

- Ia memakai baju merah

- Di mana engkau menangkap pipit itu?

3. Penghematan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.

Contoh:

- Dia hanya membawa badannya saja.

- Sejak dari pagi dia bermenung.

Perbaikannya:

- Dia hanya membawa badannya.

- Sejak pagi dia bermenung.

4. Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak, misalnya:

- Para tamu-tamu

- Beberapa orang-orang

Perbaikannya:

- Para tamu

- Beberapa orang

c. Keparalelan

keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, bila dalam suatu kalimat menggunakan bentuk nomina berarti seterusnya menggunakan nomina. Apabila bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.

Contoh:

- harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes

Kalimat di atas tidak memiliki kesejajaran karena terbentuk dari bentuk kata yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Oleh karena itu, kalimat ini harus disejajarkan bentuknya, menjadi:

- harga minyak dibekukan atau dinaikan secara luwes

d. Penekanan

Kalimat yang penting harus diberi penekanan.

Caranya:

- Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.

Contoh :

“Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain”

“Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.”

- Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.

Contoh :

”Andalah yang harus kesana”.

“Dia pun ikut membantu pembangunan jembatan merah itu”

- Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.

“Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.”

- Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.

Contoh :

“Ana tidak jelek, tetapi cantik.”

e. Kevariasian

Kevariasian berarti keanekaragaman bahasa. Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara, yaitu :

- Variasi sinonim kata

- Variasi panjang pendeknya kalimat

- Variasi penggunaan bentuk me- dan di-

- Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar