Minggu, 07 November 2010

perbedaan topik tema dan judul

A. Topik

Topik (bahasa Yunani : topoi) adalah inti utama dari seluruh isi tulisan yang hendak disampaikan. Topik merupakan hal yang ditentukan pertama kali saat penulis akan membuat tulisan. Topik awal tersebut kemudian dikembangkan menjadi sebuah tulisan. Biasanya, topik terdiri dari satu atau dua kata yang singkat.

*Ciri-ciri topik

  • Ciri utama topik ialah permasalahannya yang bersifat umum dan belum terurai.

*Kriteria topik yang baik

  • Penulis menguasainya dengan baik dan mengetahui prinsip-prinsip ilmiahnya.
  • Menarik untuk ditulis dan dibaca.
  • Jangan terlalu baru, teknis, dan kontroversial.
  • Bermanfaat.
  • Jangan terlalu luas.
  • Topik yang dipilih harus berada disekitar kita.
  • Memiliki ruang lingkup yang sempit dan terbatas.
  • Memiliki data dan fakta yang obyektif.
  • Memiliki sumber acuan atau referensi.

Biasanya topik terdiri dari satu atau dua kata yang singkat, dan memiliki persamaan serta perbedaan dengan tema.

~Persamaan : Topik dan tema sama-sama dapat dijadikan judul tulisan.

~Perbedaan : Topik masih mengandung hal umum, sedangkan tema sudah lebih spesifik dan terarah dalam membahas suatu permasalahan.

Topik harus terbatas. Pembatasan sebuah topik mencangkup: konsep, variabel, data, lokasi(lembaga) pengumpulan data, dan waktu pengumpulan data.

Topik yang terlalu luas menghasilkan tulisan yang dangkal, tidak mendalam, dan tidak tuntas. Selain itu, pembahasan menjadi tidak fokus pada masalah utama yang ditulis atau dibaca. Akibatnya, pembahasan menjadi panjang, namun tidak berisi. Sebaliknya, topik yang terlalu sempit menghasilkan tulisan yang tidak (kurang) bermanfaat bagi pembacanya. Selain itu, karangan menjadi sulit dikembangkan, hubungan variabel kurang jelas, tidak menarik untuk dibahas atau dibaca. Oleh Karena itu, pembahasan topik harus dilakukan secara cermat, sesuai dengan kemampuan dana, tenaga, waktu, tempat, dan kelayakan yang dapat siterima oleh pembacanya.

Contoh topik yang baik dan terbatas:

  • “Upaya mengembangkan robot cerdas bagi pelayanan pasien di rumah sakit”.

=> Jadi, robot cerdas ini dikembangkan terbatas bagi pelayanan pasien di rumah sakit.

B. Tema

Tema (bahasa Yunani : thithenai) adalah sesuatu yang menjadi pokok masalah dalm cerita dan telah diuraikan. Dalam tema tersirat amanat atau tujuan penulis yang ingin disampaikan. Tema inilah yang akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari suatu tulisan. Menentukan tema berarti menentukan apa masalah sebenarnya yang akan diuraukan oleh penulis.

Dalam karangan, tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan ditulis. Tema dalam tulisan adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan.

*Tema dapat dibedakan menjadi dua :

  • Pendek => Kata atau Frasa.
  • Panjang => Kalimat bersifat umum.

*Syarat-syarat tema yang baik :

  • Menarik perhatian penulis.
  • Diketahu dan dipahami penulis.
  • Bermanfaat.
  • Berada disekitar kita.
  • Ruang lingkupnya sempit dan terbatas.
  • Memiliki data dan fakta yang efektif.
  • Memiliki sumber acuan.

C. Judul

Judul adalah identitas dari jiwa seluruh karya tulis yang bersifat menjelaskan diri, menarik perhatian dan terkadang menentukan lokasi.Judul merupakan nama yang dipakai untuk tulisan, buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain. Judul sebaikmya dibuat ringkas, padat, dan menarik. Usahakan judul suatu tulisan tidak lebih dari lima kata tetapi dapat menggambarkan isi tulisan.

*Fungsi judul :

  • Merupakan identitas atau cermin dari jiwa seluruh tulisan.
  • Temanya menjelaskan diri dan menarik sehingga mengundang orang untuk membaca isinya.
  • Gambaran global tentang arah, maksud, tujuan, dan ruang lingkupnya.
  • Relevan dengan seluruh isi tulisan, maksud masalah, dan tujuannya.

*Syarat-syarat pembuatan judul :

  • Harus relevan = Mempunyai keterkaitan dengan temanya atau bagian-bagian penting dari tema.
  • Harus provokatif = Menarik sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa ingin tahu tiap pembaca terhadap isi tulisan.
  • Harus singkat = Tidak boleh mengambil kalimat atau frasa yang panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat. Jika penulis tidak dapat menghindari judul yang panjang, maka dapat menggunakan solusi dengan membuat judul utama yang singkat, tetapi dengan judul tambahan yang panjang.
  • Harus asli = Jangan menggunakan judul yang sudah pernah dipakai.

*Syarat-syarat judul yang baik :

  • Harus berbentuk frasa.
  • Tanpa ada singkatan atau akronim.
  • Awal kata harus huruf kapital, kecuali preposisi dan konjungsi.
  • Tanpa tanda baca di akhir judul.
  • Menarik.
  • Logis.
  • Sesuai dengan isi.

*Pengertian judul langsung dan judul tak langsung :

  • Judul langsung : Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubungannya dengan bagian utama berita terlihat jelas.
  • Judul tak langsung : Judul yang hubungannya tidak langsung dengan bagian utama berita, tetapi tetap menjiwai seluruh isi tulisan.

paragraf

Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Demikian pula dengan paragraf berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf pertama.

Unsur Paragraf

Paragraf sebenarnya merupakan sebuah unit pikiran dengan menunjukkan satu ide, dan ide ini harus bisa dikomunikasikan secara jelas dan singkat, yaitu mengandung detil-detil selengkapnya, misalnya alasan-alasan, ilustrasi-ilustrasi, fakta-fakta, dan lain-lain. Pengembangan ide pokok itu harus dikendalikan dengan apa yang dinamakan controlling idea. Ide yang dikomunikasikan dinamakan pikiran utama, ide pokok, ide utama, atau pikiran pokok. Sedangkan detil-detil penunjang paragraf dinamakan pikiran-pikiran penunjang.

Pikiran utama dan pikiran penjelas dikembangkan lebih lanjut dalam kalimat-kalimat. Kalimat yang mengandung pikiran utama dinamakan kalimat utama, atau kalimat topik (topic sentence). Kalimat-kalimat yang mengandung pikiran penjelas dinamakan kalimat penjelas. Jadi dapat dikatakan bahwa paragraf dibentuk oleh dua unsur, yaitu pikiran utama dan pikiran penjelas.

Paragraf yang baik sebenarnya terdiri atas beberapa kalimat, yaitu sebuah kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas dan kalimat penunjang. Kalimat-kalimat penunjang itu dinamakan supporting statements. Supporting statements dibedakan atas dua, yaitu primary supporting dan secondary supporting. Secara skematis bagan paragraf secara umum dan sederhana adalah sebagai berikut.

(1) Kalimat topik atau kalimat utama, ditunjang oleh

(2) Primary supporting, yang didukung oleh

(3) Secondary supporting.

Primary supporting terdiri atas pernyataan-pernyataan yang memperjelas kalimat topik. Secondary supporting terdiri atas pernyataan-pernyataan berwujud kalimat-kalimat yang memberikan beberapa detil penunjang tentang primary supporting, Paragraf yang baik bisa digunakan untuk berkomunikasi secara jelas dan padat, harus merupakan kesatuan. Berikut dikemukakan beberapa saran yang dapat membantu kita dalam hal menyusun paragraf yang baik.

(1) Pastikan bahwa paragraf kita mempunyai ide pokok yang kita tuangkan pada kalimat utama. Tempatkan kalimat utama pada awal atau akhir paragraf, atau pada bagian tengah paragraf jika kita terbiasa menggunakan metode demikian.

(2) Fokuskan secara jelas detil-detil penunjang berupa primary supporting pada ide pokok paragraf.

(3) Apabila kita merasa bahwa primary supporting saja belum cukup menunjang ide pokok, tambahkan secondary supporting yang memperjelas detil-detil primary supporting.

(4) Jelaskan agar kita tidak menambahkan tertiery supporting sebagai pendukung secondary supporting. Hal ini akan menyebabkan paragraf kita menjadi kabur. Sebaiknya ide baru itu ditempatkan pada paragraf berikutnya.

PERSYARATAN PARAGRAF YANG BAIK
1. Kepaduan Paragraf
Untuk mencapai kepaduan, langkah-langkah yang harus ditempuh adalah kemampuan merangkai kalimat sehingga bertalian menjadi logis dan padu. Ada dua jenis kata Penghubung, yaitu:
a. Kata Penghubung Intrakalimat, dan
Kata yang menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat. Contoh: karena, sehingga, tetapi, sedangkan, apabila, jika, maka, dll.
b. Kata Penghubung Antarkalimat
Kata yang menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat lainnya. Contoh: Yakni oleh karena itu, jadi, kemudian, namun, selanjutnya, bahkan, dll.

2. Kesatuan Paragraf
Adalah tiap paragraf mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan dalam kalimat utama. Kalimat utama yang diletakkan di awal paragraf disebut paragraf deduktif, dan jika diletakkan di akhir kalimat disebut paragraf induktif.
Ciri-ciri pembuatan kalimat utama:
Kalimat yang dibuat harus mengandung permasalahan yang dapatØ diperinci. Contoh: Rara Andhari adalah istri yang soleha, kalimat ini dapat dijelaskan lebih lanjut apa saja yang membuktikan bahwa Rara Andhari adalah seorang istri yang soleha.
Ø Dapat dibuat lengkap dan berdiri sendiri tanpa memerlukan kata penghubung.

3. Kelengkapan Paragraf
Sebuah paragraf yang lengkap terdapat kalimat-kalimat penjelas secara lengkap untuk menunjuk pokok pikiran/ kalimat utama. Ciri-ciri kalimat penjelas yaitu berisi penjelasan berupa rincian, keterangan, contoh, dll.. Kalimat penjelas berarti apabila dihubungkan dengan kalimat-kalimat di dalam paragraf, lalu kalimat penjelas sering memerlukan kalimat penghubung. Kelengkapan paragraf berhubungan dengan cara mengembangkan paragraf.

MACAM – MACAM PARAGRAF

Menurut fungsinya
a. paragraf pembuka
b. paragraf penghubung
c. paragraf penutup

2. Menurut posisi kalimat topik :
a. paragraf deduktif
b. paragraf induktif
c. paragraf deduktif – induktif
d. paragraf tersebar

3. Berdasarkan sifat isinya :
a. paragraf argumentasi
b. paragraf narasi
c. paragraf persuasi
d. paragraf eksposisi
e. paragraf deskripsi.

Senin, 01 November 2010

Kriteria dan syarat kalimat Efektif

Kriteria kalimat Efektif

Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat sangat mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin. Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, dan kelogisan bahasa.

Syarat-syarat kalimat dapat di katakana sebagai kalimat efektif adalah

*terdapatnya unsure koherensi/kepaduan Yaituu Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa. Keterangannya ialah :Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan jelas. Ketidakjelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.

1. Struktur Kalimat Umum

Unsur-unsur yang mambnagun sebuah kalimat dapat dibedaskan menjadi dua, yaitu: unsur wajib dan unsur tak wajib (unsur manasuka). Unsure wajid adalah unsur yang harus ada dalam sebuah kalimat (yaitu S/subjek dan P/ Predikat), sedangkan unsure takwajib atau unsure manasuka adalah unsur yang boleh ada dan boleh tidak ada (yaitu kata kerja Bantu : harus, boleh, keterangan aspek: sudah, akan, keterangan :tempat, waktu, cara dan sebagainya).

2. Struktur Kalimat Paralel

Yang dimaksud kesejajaran (paralelisme) dalam kalimat adalah penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama yang dipakai dalam susunan serial. Jika sebuah ide dalam sebuah kalimat dinyatakan dengna frase (kelompok kata), maka ide-ide yang sederajat harus dinyatakan dengan frase. Jika sebuah ide dalam suatu kalimat dinyatakan dengan kata benda, maka ide lain yang sederajat harus dengan kata benda juga. Demikian juga halnya bila sebuah ide dalam sebuah kalimat dinyatakan dengan kata kerja, maka ide lainnya yang sederajat harus dinyatakan dengan jenis kata yang sama.

Syarat Kalimat Efektif

a. Keterpaduan

· Pengertian

Keterhubungan pada kalimatialah adanya timbal balik yang baik dan jelas di antara unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat tersebut. Kalimat akan tidak terpadu karena salah menempatkan kata depan (tentang, mengenai, akan), kata keterangan aspek (sudah, telah, akan) dan keterangan modalitas (harus, boleh, ingin) pada kalimat pasif.

· Penyebab Ketidakpaduan

Ketidakpaduan akan terjadi apabila terdapat:

- Kata ganti yang salah

Jika salah menempatkan kata ganti pada sebuah kalimat maka kalimat tersebut bisa tidak terpadu. Contoh :

tidak efektif: Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.

efektif : Atas perhatian saudara, kami ucapkan terima kasih.

- Kata depan yang tidak tepat

Jika salah menempatkan kata depan pada sebuah kalimat maka kalimat tersebut bisa tidak terpadu.

tidak efektif: Penyair itu mempuisikan tentang keadaan indonesia yang sulit ini.

efektif : Penyair itu mempuisikan keadan indonesia yang sulit ini.

- Kata penghubung yang tidak jelas

tidak efektif: Empank menyelam di sungai itu; ia kedinginan.

efektif : Empank menyelam di sungai itu kemudian ia kedinginan.

b. Kehematan

Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak. Akan tetapi, bukan berarti menghilangkan kata atau frasa yang dapat memperjelas kalimat.

kalimat hemat memiliki beberapa kriteria, yaitu

1. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.

Contoh

- Karena ia tidak diundang ia tidak datang ke tempat itu.

- Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui presiden datang.

Perbaikannya

- Karena tidak diundang, ia tidak datang ke tempat itu.

- Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.

2. Penghematan dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponim kata.

Contoh:

- Ia memakai baju warna merah.

- Di mana engkau menangkap burung pipit itu?

Perubahannya

- Ia memakai baju merah

- Di mana engkau menangkap pipit itu?

3. Penghematan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.

Contoh:

- Dia hanya membawa badannya saja.

- Sejak dari pagi dia bermenung.

Perbaikannya:

- Dia hanya membawa badannya.

- Sejak pagi dia bermenung.

4. Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak, misalnya:

- Para tamu-tamu

- Beberapa orang-orang

Perbaikannya:

- Para tamu

- Beberapa orang

c. Keparalelan

keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, bila dalam suatu kalimat menggunakan bentuk nomina berarti seterusnya menggunakan nomina. Apabila bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.

Contoh:

- harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes

Kalimat di atas tidak memiliki kesejajaran karena terbentuk dari bentuk kata yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Oleh karena itu, kalimat ini harus disejajarkan bentuknya, menjadi:

- harga minyak dibekukan atau dinaikan secara luwes

d. Penekanan

Kalimat yang penting harus diberi penekanan.

Caranya:

- Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.

Contoh :

“Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain”

“Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.”

- Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.

Contoh :

”Andalah yang harus kesana”.

“Dia pun ikut membantu pembangunan jembatan merah itu”

- Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.

“Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.”

- Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.

Contoh :

“Ana tidak jelek, tetapi cantik.”

e. Kevariasian

Kevariasian berarti keanekaragaman bahasa. Variasi dalam kalimat dapat diperoleh dengan beberapa macam cara, yaitu :

- Variasi sinonim kata

- Variasi panjang pendeknya kalimat

- Variasi penggunaan bentuk me- dan di-

- Variasi dengan merubah posisi dalam kalimat

Library dalam bahasa VHDL

VHDL (VHSIC HARWDWARE DESCRIPTION LANGUAGE)
VHDL adalah bahasa pemograman yang digunakan untuk menggambarkan rangkaian sirkuit atau sistem.

Basic pengkodean VHDL
1.Library
2.Entity
3.Architecture

1.Library
Kumpulan dari bagian-bagian kode, dimana bisa mengizinkan kembali penggunaan
librarinya.
CONTOH: IEEE, STD, WORK.

2.Entity
MEndeskripsikan I/O diport atau pin yang digunakan

3.Architecture
Menjalankan proses fungsi dari sirkuitnya bisa dijalankan.

Dalam bahasa pemrograman VHDL dikenal pula paket library/pustaka yang berfungsi untuk memudahkan prorammer untuk menyelesaikan pekerjaannya karena dalam library tersebut terdapat fungsi-fungsi dan tipe data yang sudah didefinisikan sebelumnya untuk digunakan berulang-ulang. Dalam vhdl terdiri beberapa library, diantaranya ieee, std, work dan lain-lain. Di dalam library tersebut terdapat sub-tree yang disebut sebagai paket, diantaranya :

LIBRARY IEEE :
- math_real
- numeric_bit
- numeric_std
- std_logic_1164
- std_logic_arith
- std_logic_signed
- std_logic_unsigned
- vital_timing

LIBRARY STD :
- standard
- textio

LIBRARY WORK :
semua source code user akan dicompile dan dimasukkan ke dalam library ini

Versi awal VHDL, dirancang untuk IEEE standar 1076-1987 , termasuk berbagai jenis data, termasuk numerik ( integer dan real ), logis ( bit dan boolean ), karakter dan waktu , ditambah dengan array dari disebut bit_vector bit dan karakter disebut string .
Suatu masalah tidak diselesaikan dengan edisi ini, bagaimanapun, adalah "multi-nilai logika", dimana drive's kekuatan sinyal (tidak kuat, lemah atau) dan nilai-nilai yang tidak diketahui juga dipertimbangkan. Ini diperlukan standar IEEE 1164 , yang mendefinisikan nilai logika jenis-9: std_ulogic skalar dan vektor std_ulogic_vector versinya.
Isu kedua IEEE 1076 , pada tahun 1993, membuat sintaks lebih konsisten, memungkinkan fleksibilitas yang lebih dalam penamaan, memperluas character tipe untuk memungkinkan ISO-8859-1 karakter yang dapat dicetak, menambahkan xnor operator, dll
Perubahan kecil dalam standar (2000 dan 2002) menambahkan gagasan jenis dilindungi (mirip dengan konsep kelas di C + +) dan dihapus beberapa pembatasan dari aturan pemetaan pelabuhan.
Selain standar IEEE 1164, standar beberapa anak diperkenalkan untuk memperluas fungsi bahasa. IEEE 1076,2 standar ditambahkan penanganan lebih baik dari tipe data yang nyata dan kompleks.
IEEE 1076,3 standar diperkenalkan signed dan unsigned jenis operasi aritmatika untuk memfasilitasi dalam vektor.IEEE 1076,1 standar (dikenal sebagai VHDL-AMS ) yang disediakan-sinyal rangkaian desain ekstensi dan campuran analog.
Beberapa standar lain mendukung penggunaan VHDL lebih luas, terutama VITAL (VHDL Inisiatif Menuju Perpustakaan ASIC) dan microwave ekstensi desain sirkuit.
Pada bulan Juni 2006, Komite Teknis VHDL Accellera (dilimpahkan oleh IEEE untuk bekerja pada update berikutnya standar) menyetujui disebut Draft 3.0 dari VHDL-2006. Tetap menjaga kompatibilitas penuh dengan versi yang lebih tua, ini standar yang diusulkan memberikan banyak ekstensi yang membuat tulisan dan mengelola kode VHDL lebih mudah. Perubahan utama meliputi penggabungan standar anak (1164, 1.076,2, 1.076,3) ke standar 1076 utama, satu set diperpanjang operator, sintaks yang lebih fleksibel 'kasus' dan 'menghasilkan' laporan, penggabungan VHPI (interface untuk C / C + + bahasa) dan subset dari PSL ( Properti Spesifikasi Bahasa ). Perubahan ini harus meningkatkan kualitas kode VHDL disintesis, membuat testbenches lebih fleksibel, dan memungkinkan penggunaan lebih luas deskripsi VHDL untuk sistem-tingkat.
In February 2008, Pada bulan Februari 2008, Accellera disetujui VHDL 4.0 juga informal dikenal sebagai VHDL 2008, yang ditujukan lebih dari 90 masalah ditemukan selama masa uji coba untuk versi 3.0 dan ditingkatkan termasuk jenis generik. In 2008, Accellera dirilis VHDL 4.0 untuk IEEE untuk pemungutan suara atas penyertaan dalam IEEE 1076-2008. Standar VHDL IEEE 1076-2008 telah disetujui oleh RevCom pada bulan September 2008.

Minggu, 03 Oktober 2010

KALIMAT DASAR BAHASA INDONESIA

I. PENGENALAN INTIFRASE UNTUK MENGETAHUI INTI MAKNA
Frase : Satuan gramatikal (himpunan kata) yang merupakan kesatuan linguistic dan tidak melebihi fungsi S,P,O dan K.

Untuk mengetahui intifrase tidaklah sulit, demikian pula untuk mengetahui inti makna, keduanya saling berkait dan bersesuaian. Dimana titik inti makna berada disitulah intifrasenya. Jadi untuk mengetahui inti frase harus dipahami inti frase tersebut.

Contoh :
1. Selalu banyak alasan
2. Rumah yang indah
3. Tidak jadi pergi
4. Orang yang tinggi besar
5. Cantik sekali

II. PERBANDINGAN POLA KALIMAT
1. Kalimat Tunggal
Kalimat yang hanya terdiri dari unsur inti (S,P) atau satu klausa saja.

Contoh :
- Ayah seorang guru SMP
- Ibu sakit

2. Kalimat Majemuk
Kalimat yang terdiri dari dua atau lebih unsur inti dan keduanya saling bergantung atau sama derajat.

Contoh :
- Ayah membaca buku, Ibu memasak didapur.
- Rudi tidak senang bernyanyi, tetapi ia senang musik.

3. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat yang terdiri dari dua atau lebih unsur inti dan salah satu unsurnya menjadi bagian unsur yang lain.

Contoh :
- Rudi datang (ketika) saya sedang mandi.
- (karena) nenek sakit, kakek memasak.

III. PENENTUAN POLA KALIMAT INTI DALAM KALIMAT LAIN
Sebuah kalimat tunggal terdiri satu rangkain unsur inti (S,P). Perluasan dari kalimat tunggal biasanya tidak melewati batas (S,P) atau tidak membentuk pola kalimat baru.

Cara menentukan kalimat inti dari kalimat perluasan sebagai berikut :
- Orang yang tinggi besar itu sama sekali bukan tetangga pamanku.
Kalimat intinya : orang itu pamanku.
- Ia berlari dengan cepat agar tidak terlambat.
Kalimat intinya : Ia berlari.

Adapun cirri-ciri kalimat inti adalah sebagai berikut :
- bersusun S/P
- terdiri atas dua kata
- kalimat berita
- positif

KALIMAT DASAR BAHASA INDONESIA

KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA

Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional

Janganlah sekali-kali disangka bahwa berhasilnya bangsa Indonesia mempunyaibahasa Indonesia ini bagaikan anak kecil yang menemukan kelereng di tengah jalan.Kehadiran bahasa Indonesia mengikuti perjalanan sejarah yang panjang. Perjalanan itu dimulai sebelum kolonial masuk ke bumi
Nusantara, dengan bukti-bukti prasasti yang ada, misalnya yang didapatkan di Bukit Talang Tuwo dan Karang Brahi serta batu nisan di Aceh, sampai dengan tercetusnya inpirasi persatuan pemuda-pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 yang konsepa aslinya berbunyi:
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mengakoe bertoempah darah satoe,
Tanah Air Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mengakoe berbangsa satoe,Bangsa Indonesia.Kami poetera dan poeteri Indonesiamendjoendjoeng bahasa persatoean,Bahasa Indonesia.
Kita tahu bahwa saat itu, sebelum tercetusnya Sumpah Pemuda, bahasa Melayudipakai sebagai lingua franca di seluruh kawasan tanah air kita. Hal itu terjadi sudahberabad-abad sebelumnya. Dengan adanya kondisi yang semacam itu, masyarakatkita sama sekali tidak merasa bahwa bahasa daerahnya disaingi. Di balik itu, merekatelah menyadari bahwa bahasa daerahnya tidak mungkin dapat dipakai sebagai alatperhubungan antar suku, sebab yang diajak komunikasi juga mempunyai bahasadaerah tersendiri. Adanya bahasa Melayu yang dipakai sebagai lingua franca ini puntidak akan mengurangi fungsi bahasa daerah. Bahasa daerah tetap dipakai dalamsituasi kedaerahan dan tetap berkembang. Kesadaran masyarakat yang semacamitulah, khusunya pemuda-pemudanya yang mendukung lancarnya inspirasi sakti diatas.
Apakah ada bedanya bahasa Melayu pada tanggal 27 Oktober 1928 dan bahasaIndonesia pada tanggal 28 Oktober 1928? Perbedaan ujud, baik struktur, sistem,maupun kosakata jelas tidak ada. Jadi, kerangkanya sama. Yang berbeda adalahsemangat dan jiwa barunya. Sebelum Sumpah Pemuda, semangat dan jiwa bahasaMelayu masih bersifat kedaerahan atau jiwa Melayu. Akan tetapi, setelah SumpahPemuda semangat dan jiwa bahsa Melayu sudah bersifat nasional atau jiwaIndonesia. Pada saat itulah, bahasa Melayu yang berjiwa semangat baru digantidengan nama bahasa Indonesia.
“Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional” yang diselenggarakan di Jakartapada tanggal 25-28 Februari 1975 antara lain menegaskan bahwa dalamkedudukannya sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia berfungsi sebagailambang kebanggaan nasional, lambang identitas nasional, alat pemersatuberbagai-bagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya danbahasanya, dan alat perhubungan antarbudaya antardaerah.
Sebagai lambang kebanggaan nasional, bahasa Indonesia ‘memancarkan’ nilai-nilaisosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang dicerminkanbangsa Indonesia, kita harus bangga dengannya, kita harus menjunjungnya, dankita harus mempertahankannya. Sebagai realisasi kebanggaan kita terhadap bahasaIndonesia, kita harus memakainya tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan acuh takacuh. Kita harus bngga memakainya dengan memelihara dan mengembangkannya.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan ‘lambang’ bangsaIndonesia. Ini beratri, dengan bahasa Indonesia akan dapat diketahui siapa kita,yaitu sifat, perangai, dan watak kita sebagai bangsa Indonesia. Karena fungsinyayang demikian itu, maka kita harus menjaganya jangan sampai ciri kepribadian kitatidak tercermin di dalamnya. Jangan sampai bahasa Indonesia tidak menunjukkangambaran bangsa Indonesia yang sebenarnya.
Dengan fungsi yang ketiga memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragamlatar belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu danbersatu dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama. Dengan bahasaIndonesia, bangsa Indonesia merasa aman dan serasi hidupnya, sebab mereka tidak merasa bersaing dan tidak merasa lagi ‘dijajah’ oleh masyarakat suku lain. Apalagidengan adanya kenyataan bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia, identitassuku dan nilai-nilai sosial budaya daerah masih tercermin dalam bahasa daerahmasing-masing. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah masih tegar dan tidakbergoyah sedikit pun. Bahkan, bahasa daerah diharapkan dapat memperkayakhazanah bahasa Indonesia.
Dengan fungsi keempat, bahasa Indonesia sering kita rasakan manfaatnya dalamkehidupan sehari-hari. Bayangkan saja apabila kita ingin berkomunikasi denganseseorang yang berasal dari suku lain yang berlatar belakang bahasa berbeda,mungkinkah kita dapat bertukar pikiran dan saling memberikan informasi?Bagaimana cara kita seandainya kita tersesat jalan di daerah yang masyarakatnyatidak mengenal bahasa Indonesia? Bahasa Indonesialah yang dapat menanggulangisemuanya itu. Dengan bahasa Indonesia kita dapat saling berhubungan untuk segalaaspek kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang berhubungandengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan kemanan(disingkat:ipo le k so sbudhank am) mudah diinformasikan kepada warganya. Akhirnya,apabila arus informasi antarkita meningkat berarti akan mempercepat peningkatanpengetahuan kita. Apabila pengetahuan kita meningkat berarti tujuan pembangunanakan cepat tercapai.
Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara/Resmi
Sebagaimana kedudukannya sebagai bhasa nasional, bahasa Indonesia sebagai bahasa negara/resmi pun mengalami perjalanan sejarah yang panjang. Hal ini terbukti pada uraian berikut.
Secara resmi adanya bahasa Indonesia dimulai sejak Sumpah Pemuda, 28 Oktober1928. Ini tidak berarti sebelumnya tidak ada. Ia merupakan sambungan yang tidaklangsung dari bahasa Melayu. Dikatakan demikian, sebab pada waktu itu bahasaMelayu masih juga digunakan dalam lapangan atau ranah pemakaian yang berbeda.Bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa resmi kedua oleh pemerintah jajahanHindia Belanda, sedangkan bahasa Indonesia digunakan di luar situasi pemerintahantersebut oleh pemerintah yang mendambakan persatuan Indonesia dan yangmenginginkan kemerdekaan Indonesia. Demikianlah, pada saat itu terjadi dualismepemakaian bahasa yang sama tubuhnya, tetapi berbeda jiwanya: jiwa kolonial danjiwa nasional.Secara terperinci perbedaan lapangan atau ranah pemakaian antara kedua
bahasa itu terlihat pada perbandingan berikut ini.
Bahasa Melayu:
a. Bahasa resmi kedua di sampingbahasa Belanda, terutama untuktingkat yang dianggap rendah.
b. Bahasa yang diajarkan di sekolah-sekolah yang didirikan ataumenurut sistem pemerintah HindiaBelanda.
c. Penerbitan-penerbitan yang dikelolaoleh jawatan pemerintah HindiaBelanda.

Bahasa Indonesia:
a. Bahasa yang digunakan dalamgerakan kebangsaan untuk mencapaikemerdekaan Indonesia.
b. Bahasa yang digunakan dalampenerbitan-penerbitan yang bertuju-an untuk mewujudkan cita-citaperjuangan kemerdekaan Indonesiabaik berupa:
1) bahasa pers,
2) bahasa dalam hasil sastra.
Kondisi di atas berlangsung sampai tahun 1945.
Bersamaan dengan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17Agustus 1945, diangkat pulalah bahasa Indonesia sebagai bahasa negara. Hal itudinyatakan dalam Uud 1945, Bab XV, Pasal 36. Pemilihan bahasa sebagai bahasanegara bukanlah pekerjaan yang mudah dilakukan. Terlalu banyak hal yang harusdipertimbangkan. Salah timbang akan mengakibatkan tidak stabilnya suatu negara.Sebagai contoh konkret, negara tetangga kita Malaysia, Singapura, Filipina, danIndia, masih tetap menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi di negaranya

walaupun sudah berusaha dengan sekuat tenaga untuk menjadikan bahasanya
sendiri sebagai bahasa resmi.
Hal-hal yang merupakan penentu keberhasilan pemilihan suatu bahasa sebagaibahasa negara apabila bahasa tersebut dikenal dan dikuasai oleh sebagian besarpenduduk negara itu, secara geografis, bahasa tersebut lebih menyeluruhpenyebarannya, dan bahasa tersebut diterima oleh seluruh penduduk negara itu. Masyarakat multilingual yang terdapat di negara itu saling ingin mencalonkan bahasa daerahnya sebagai bahasa negara. Mereka saling menolak untuk menerima bahasa daerah lain sebagai bahasa resmi kenegaraan. Tidak demikian halnya dengan negara Indonesia.Ketiga faktor di atas sudah dimiliki bahasa Indonesia sejak tahun 1928. Bahkan, tidakhanya itu. Sebelumnya bahasa Indonesia sudah menjalankan tugasnya sebagaibahasa nasional, bahasa pemersatu bangsa Indonesia. Dengan demikian, hal yangdianggap berat bagi negara-negara lain, bagi kita tidak merupakan persoalan. Olehsebab itu, kita patut bersyukur kepada Tuhan atas anugerah besar ini.

Dalam “Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional” yang diselenggarakan
di Jakarta pada tanggal 25 s.d. 28 Februari 1975 dikemukakan bahwa di dalam
kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia befungsi sebagai(1) bahasa resmi kenegaraan,(2) bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan,(3) bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah, dan
(4) bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan serta teknologi modern.
Keempat fungsi itu harus dilaksanakan, sebab minimal empat fungsi itulah memangsebagai ciri penanda bahwa suatu bahasa dapat dikatakan berkedudukan sebagaibahasa negara.
Pemakaian pertama yang membuktikan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasaresmi kenegaran ialah digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah proklamasikemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu dipakailah bahasa Indonesia dalam segalaupacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun tulis.
Keputusan-keputusan, dokumen-dokumen, dan surat-surat resmi yangdikeluarkan oleh pemerintah dan lembaga-lembaganya dituliskan di dalam bahasaIndonesia. Pidato-pidato atas nama pemerintah atau dalam rangka menuanaikantugas pemerintahan diucapkan dan dituliskan dalam bahasa Indonesia. Sehubungandengan ini kita patut bangga terhadap presiden kita, Soeharto yang selalumenggunakan bahasa Indonesia dalam situsi apa dan kapan pun selama beliaumengatasnamakan kepala negara atau pemerintah. Bagaimana dengan kita?
Sebagai bahasa resmi, bahasa Indonesia dipakai sebagai bhasa pengantar dilembaga-lembaga pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai denganperguruan tinggi. Hanya saja untuk kepraktisan, beberapa lembaga pendidikanrendah yang anak didiknya hanya menguasai bahasa ibunya (bahasa daerah)menggunakan bahasa pengantar bahasa daerah anak didik yang bersangkutan. Halini dilakukan sampai kelas tiga Sekolah Dasar.
Sebagai konsekuensi pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dilembaga pendidikan tersebut, maka materi pelajaran ynag berbentuk media cetakhendaknya juga berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan denganmenerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing atau menyusunnya sendiri.Apabila hal ini dilakukan, sangatlah membantu peningkatan perkembangan bahasaIndonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan dan teknolologi (iptek). Mungkin padasaat mendatang bahasa Indonesia berkembang sebagai bahasa iptek yang sejajardengan bahasa Inggris.

FUNGSI BAHASA

Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan dan pola-pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus menguasai bahasanya.
Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Arbitrer yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya.
Fungsi Bahasa Dalam Masyarakat :1. Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia.2. Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia.3. Alat untuk mengidentifikasi diri
Contoh Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri
Pada awalnya, seorang anak menggunakan bahasa untuk mengekspresikan kehendaknya atau perasaannya pada sasaran yang tetap, yakni ayah-ibunya. Dalam perkembangannya, seorang anak tidak lagi menggunakan bahasa hanya untuk mengekspresikan kehendaknya, melainkan juga untuk berkomunikasi dengan lingkungan di sekitarnya. Setelah kita dewasa, kita menggunakan bahasa, baik untuk mengekspresikan diri maupun untuk berkomunikasi.
Sebagai contoh lainnya, tulisan yg kita dibuat dibuku, merupakan hasil ekspresi dari diri kita. Pada saat kita menulis, kita tidak memikirkan siapa pembaca kita. Kita hanya menuangkan isi hati dan perasaan kita tanpa memikirkan apakah tulisan itu dipahami orang lain atau tidak. Akan tetapi, pada saat kita menulis surat kepada orang lain, kita mulai berpikir kepada siapakah surat itu akan ditujukan. Kita memilih cara berbahasa yang berbeda kepada orang yang kita hormati dibandingkan dengan cara berbahasa kita kepada teman kita.
Pada saat menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, kita tidak perlu mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang menjadi pendengarnya, pembacanya, atau khalayak sasarannya. kita menggunakan bahasa hanya untuk kepentingan pribadi.
Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita, sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita. Unsur-unsur yang mendorong ekspresi diri antara lain :
- agar menarik perhatian orang lain terhadap kita,
- keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi
Pada taraf permulaan, bahasa pada anak-anak sebagian berkembang sebagai alat untuk menyatakan dirinya sendiri.
Contoh Bahasa sebagai Alat Komunikasi
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sezaman dengan kita.
Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin menyampaikan gagasan yang dapat diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran kita.
Bahasa sebagai alat ekspresi diri dan sebagai alat komunikasi sekaligus pula merupakan alat untuk menunjukkan identitas diri. Melalui bahasa, kita dapat menunjukkan sudut pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara kita, pendidikan kita, bahkan sifat kita. Bahasa menjadi cermin diri kita, baik sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri.
Contoh Bahasa sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial
Bahasa disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan pula manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil bagian dalam pengalaman-pengalaman itu, serta belajar berkenalan dengan orang-orang lain. Anggota-anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan secara efisien melalui bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial yang dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efisiensi yang setinggi-tingginya. Ia memungkinkan integrasi (pembauran) yang sempurna bagi tiap individu dengan masyarakatnya
Cara berbahasa tertentu selain berfungsi sebagai alat komunikasi, berfungsi pula sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial. Pada saat kita beradaptasi kepada lingkungan sosial tertentu, kita akan memilih bahasa yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi. Kita akan menggunakan bahasa yang berbeda pada orang yang berbeda. Kita akan menggunakan bahasa yang nonstandar di lingkungan teman-teman dan menggunakan bahasa standar pada orang tua atau orang yang kita hormati.
Pada saat kita mempelajari bahasa asing, kita juga berusaha mempelajari bagaimana cara menggunakan bahasa tersebut. Misalnya, pada situasi apakah kita akan menggunakan kata tertentu, kata manakah yang sopan dan tidak sopan. Bilamanakah kita dalam berbahasa Indonesia boleh menegur orang dengan kata Kamu atau Saudara atau Bapak atau Anda? Bagi orang asing, pilihan kata itu penting agar ia diterima di dalam lingkungan pergaulan orang Indonesia. Jangan sampai ia menggunakan kata kamu untuk menyapa seorang pejabat. Demikian pula jika kita mempelajari bahasa asing. Jangan sampai kita salah menggunakan tata cara berbahasa dalam budaya bahasa tersebut. Dengan menguasai bahasa suatu bangsa, kita dengan mudah berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa tersebut.
Contoh Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial
Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini dapat diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan, informasi, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-buku instruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial.
Ceramah agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik merupakan alat kontrol sosial. Kita juga sering mengikuti diskusi atau acara bincang-bincang (talk show) di televisi dan radio. Iklan layanan masyarakat atau layanan sosial merupakan salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Semua itu merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan kepada kita cara untuk memperoleh pandangan baru, sikap baru, perilaku dan tindakan yang baik. Di samping itu, kita belajar untuk menyimak dan mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal.
Contoh fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk meredakan rasa marah kita. Tuangkanlah rasa dongkol dan marah kita ke dalam bentuk tulisan. Biasanya, pada akhirnya, rasa marah kita berangsur-angsur menghilang dan kita dapat melihat persoalan secara lebih jelas dan tenang.

Kamis, 06 Mei 2010

CSCW

Istilah komputer didukung kerja koperasi (CSCW) pertama kali diciptakan oleh Irene Duka dan Paul M. Cashman pada tahun 1984, pada lokakarya yang dihadiri oleh individu yang tertarik dalam menggunakan teknologi untuk mendukung masyarakat dalam pekerjaan mereka [1] . At about this same time, in 1987 Dr. Charles Findley presented the concept of collaborative learning-work . Kira-kira pada waktu yang sama, pada tahun 1987 Dr Charles Findley disajikan konsep pembelajaran kolaboratif bekerja . According to Carstensen and Schmidt, [ 2 ] CSCW addresses "how collaborative activities and their coordination can be supported by means of computer systems ." Menurut Carstensen dan Schmidt, [2] CSCW alamat "bagaimana kegiatan bersama dan koordinasi mereka dapat didukung melalui sistem komputer . " On the one hand, many authors consider that CSCW and groupware are synonyms. Di satu sisi, banyak penulis menganggap bahwa CSCW dan groupware adalah sinonim. On the other hand, different authors claim that while groupware refers to real computer-based systems, CSCW focuses on the study of tools and techniques of groupware as well as their psychological, social, and organizational effects. Di sisi lain, penulis berbeda mengklaim bahwa sementara groupware mengacu pada sistem berbasis komputer nyata, CSCW berfokus pada studi alat dan teknik groupware serta psikologis, sosial, dan organisasi efek mereka. The definition of Wilson (1991) [ 3 ] expresses the difference between these two concepts: Definisi Wilson (1991) [3] mengungkapkan perbedaan antara dua konsep:
“ "
CSCW [is] a generic term, which combines the understanding of the way people work in groups with the enabling technologies of computer networking, and associated hardware , software , services and techniques. CSCW [adalah] sebuah istilah generik, yang menggabungkan pemahaman cara orang bekerja dalam kelompok dengan teknologi yang memungkinkan jaringan komputer, dan terkait perangkat keras , perangkat lunak , layanan dan teknik.
” "
Contents Isi [hide]
1 Central concerns of CSCW 1 Pusat keprihatinan CSCW
2 CSCW Matrix 2 Matriks CSCW
2.1 Same time/same place Waktu yang sama sama 2,1 tempat /
2.2 Same time/different place 2,2 Waktu yang sama berbeda tempat /
2.3 Different time/same place Perbedaan waktu yang sama 2,3 tempat /
2.4 Different time/different place Perbedaan waktu 2,4 berbeda tempat /
3 See also 3 Lihat juga
4 CSCW most cited papers 4 CSCW paling dikutip surat kabar
5 References 5 Referensi
6 External links 6 Pranala luar
//
[ edit ] Central concerns of CSCW [ sunting ] keprihatinan Sentral CSCW
CSCW is a design-oriented academic field bringing together social psychologists, sociologists, and computer scientists, among others. CSCW adalah bidang desain yang berorientasi akademis menyatukan psikolog sosial, sosiolog, dan ilmuwan komputer, antara lain. Despite the variety of disciplines, CSCW is an identifiable research field focused on understanding characteristics of interdependent group work with the objective of designing adequate computer-based technology to support such cooperative work. Meskipun berbagai disiplin ilmu, CSCW adalah bidang penelitian diidentifikasi fokus pada pemahaman karakteristik kerja kelompok saling bergantung dengan tujuan untuk merancang komputer berbasis teknologi yang memadai untuk mendukung kerja koperasi tersebut.
Over the years, CSCW researchers have identified a number of core dimensions of cooperative work. Selama bertahun-tahun, peneliti CSCW telah mengidentifikasi beberapa dimensi inti dari kerja koperasi. A non-exhaustive list includes: Daftar non-lengkap meliputi:
Awareness : individuals working together need to be able to gain some level of shared knowledge about each other's activities [ 4 ] . Kesadaran: individu yang bekerja bersama-sama harus mampu mendapatkan beberapa tingkat pengetahuan bersama tentang setiap kegiatan lain [4] .
Articulation work : cooperating individuals must somehow be able to partition work into units, divide it amongst themselves and, after the work is performed, reintegrate it [ 5 ] [ 6 ] . Artikulasi bekerja: bekerja sama entah bagaimana individu harus dapat bekerja ke partisi unit, dibagi di antara mereka sendiri dan, setelah pekerjaan dilakukan, kembali berintegrasi itu [5] [6] .
Appropriation (or tailorability): how an individual or group adapts a technology to their own particular situation; the technology may be appropriated in a manner completely unintended by the designers [ 7 ] [ 8 ] [ 9 ] . Apropriasi (atau tailorability): bagaimana seorang individu atau kelompok menyesuaikan teknologi untuk situasi tertentu mereka sendiri; teknologi dapat disesuaikan dengan cara yang benar-benar tidak disengaja oleh desainer [7] [8] [9] .
These concepts have largely been derived through the analysis of systems designed by researchers in the CSCW community, or through studies of existing systems (for example, Wikipedia). Konsep-konsep ini sebagian besar telah diturunkan melalui analisis sistem yang dirancang oleh para peneliti di komunitas CSCW, atau melalui studi tentang sistem yang ada (misalnya, Wikipedia). CSCW researchers that design and build systems try to address core concepts in novel ways. CSCW peneliti yang merancang dan membangun sistem mencoba untuk menangani konsep-konsep inti dalam cara baru. However, the complexity of the domain makes it difficult to produce conclusive results; the success of CSCW systems are often so contingent on the peculiarities of the social context that it is hard to generalize. Namun, kompleksitas dari domain membuatnya sulit untuk menghasilkan hasil yang konklusif, keberhasilan sistem CSCW sering begitu bergantung pada kekhususan konteks sosial yang sulit untuk menggeneralisasi. Consequently, CSCW systems that are based on the design of successful ones may fail to be appropriated in other seemingly similar contexts for a variety of reasons that are nearly impossible to identify a priori [ 10 ] . Akibatnya, sistem CSCW yang didasarkan pada desain yang sukses mungkin tidak akan disesuaikan dalam konteks yang tampaknya sama lain karena berbagai alasan yang hampir tidak mungkin untuk mengidentifikasi apriori [10] . CSCW researcher Mark Ackerman calls this "divide between what we know we must support socially and what we can support technically" the socio-technical gap and describes CSCW's main research agenda to be "exploring, understanding, and hopefully ameliorating" this gap [ 11 ] . CSCW peneliti Mark Ackerman panggilan ini membagi "antara apa kita tahu bahwa kita harus mendukung secara sosial dan apa yang kami dapat mendukung secara teknis" di-teknis kesenjangan sosial dan menjelaskan penelitian agenda utama's CSCW harus "menjelajahi, pemahaman, dan mudah-mudahan ameliorating" kesenjangan ini [11] .
CSCW has traditionally held a conference every two years, supported by the ACM. CSCW secara tradisional mengadakan konferensi setiap dua tahun, yang didukung oleh ACM. Beginning in 2010, the conference will be held annually. Awal tahun 2010, konferensi akan diadakan setiap tahun.
[ edit ] CSCW Matrix [ sunting ] CSCW Matrix

the CSCW Matrix yang CSCW Matrix
One of the most common ways of conceptualizing CSCW systems is to consider the context of a system's use. Salah satu cara yang paling umum konseptualisasi sistem CSCW adalah mempertimbangkan konteks menggunakan sistem. One such conceptualization is the CSCW Matrix, first introduced in 1988 by Johansen; it also appears in Baecker (1995). [ 12 ] The matrix considers work contexts along two dimensions: first, whether collaboration is co-located or geographically distributed, and second, whether individuals collaborate synchronously (same time) or asynchronously (not depending on others to be around at the same time). Salah satu konsep tersebut adalah CSCW Matrix, pertama kali diperkenalkan pada tahun 1988 oleh Johansen, tetapi juga muncul dalam Baecker (1995). [12] Matriks mempertimbangkan konteks kerja sepanjang dua dimensi: pertama, apakah kolaborasi adalah co-terletak atau didistribusikan secara geografis, dan kedua , apakah orang berkolaborasi sinkron (waktu yang sama) atau asynchronous (tidak tergantung pada orang lain untuk berada di sekitar pada saat yang sama).

VISUALISASI INFORMASI

Visualisasi Informasi
Visualisasi adalah (McCormick et al., 1987):
– Metode penggunaan komputer untuk mentransformasi simbol menjadi geometrik.
– Memungkinkan peneliti mengamati simulasi dan komputasi.
– Memberikan cara untuk melihat yang tidak terlihat.
– Memperkaya proses penemuan ilmiah dan mengembangkan pemahaman yang lebih dalam dan tak diduga.
– Dalam berbagai bidang telah merevolusikan cara ilmuwan meneliti sains.
Pepatah mengatakan “Sebuah gambar bernilai seribu kata”.
Untuk beberapa tugas, presentasi visual — seperti peta atau foto — secara dramatis lebih mudah digunakan atau dipahami daripada deskripsi tekstual atau laporan yang diucapkan.
Jadi, Visualisasi Informasi adalah suatu metode penggunaan komputer untuk menemukan metode terbaik dalam menampilkan data untuk mengingat informasi dengan cara penerimaan alami manusia serta memberikan cara untuk melihat data yang sulit dilihat dengan pemikiran sehingga peneliti bisa mengamati simulasi dan komputasi, juga memperkaya proses penemuan ilmiah dan mengembangkan pemahaman yang lebih dalam dan tak diduga, salah satu contohnya adalah dengan menampilkan data/informasi dalam bentuk gambar. Contoh, struktur tree dan grafik.
Tujuan visualisasi informasi:
Mengeksplor
Menghitung
Menyampaikan
Prinsip:
Fokus pada konten
Perbandingan
Integritas
Resolusi tinggi
Utilisasi konsep terdahulu dan teruji melewati waktu
Mantra pencarian informasi visual:
– Overview dulu,
– Zoom dan filter,
– Lalu details on demand.
Tipe data berdasarkan Taksonomi Tugas:
– Tipe data
1-D: Linear data
Data linear seperti dokumen teks, program source code, daftar nama yang sekuensial.
Mis.: TileBars, Document Lens, SeeSoft, Information Mural.
2-D: Map data
Data bidang atau peta mencakup peta geografis, denah, tata letak suratkabar.
Mis.: GIS, Tampilan spasial koleksi dokumen.
3-D: World
Objek dunia nyata seperti molekul, tubuh manusia, bangunan.
Pemakai harus mengatasi pemahaman posisi dan orientasi.
Mis.: WebBook, VRML CAD, Visible Human Explorer.
Temporal data
Time line.
Ada waktu awal dan akhir, boleh overlap.
Tugas tambahan: menjadi kejadian sebelum, sesudah, dan pada periode tertentu.
Mis.: Perspective Wall, Microsoft Project, Macromedia Flash, Lifeline.
Multi-dimensional data
Kebanyakan database relasional dan statistik.
Mis.: DataSplash, Starfield.
Tree data
Koleksi item dengan setiap item terhubung dengan parent.
Mis.: Windows Explorer, Treemaps
Network data
Data terhubung dengan sembarang jumlah item lain.
Mis.: NetMap, WebMap, SeeNet, Butterfly, Visualisasi WWW lainnya

UBIQUITOS COMPUTING

nama komputer di mana-mana gelombang ketiga dalam komputasi, baru saja mulai. First were mainframes, each shared by lots of people. Now we are in the personal computing era, person and machine staring uneasily at each other across the desktop. Pertama adalah mainframe, masing-masing bersama oleh banyak orang. Sekarang kita berada di era komputasi personal, orang dan mesin gelisah menatap satu sama lain di desktop. Next comes ubiquitous computing, or the age of calm technology , when technology recedes into the background of our lives. Berikutnya datang komputasi di mana-mana, atau usia teknologi tenang, ketika teknologi menjauh ke latar belakang kehidupan kita. Alan Kay of Apple calls this "Third Paradigm" computing. Alan Kay dari Apple menyebutnya "Ketiga Paradigma" komputasi.
Mark Weiser is the father of ubiquitous computing; his web page contains links to many papers on the topic. Mark Weiser adalah ayah dari komputasi di mana-mana; halaman web yang berisi link ke banyak makalah mengenai topik ini.
Two recent papers express elements of the ubiquitous computing philosophy: "Open House" (also in a MS Word version ) , and "Designing Calm Technology" . Dua koran baru-baru ini mengungkapkan unsur-unsur filsafat komputasi di mana-mana: "Open House" (juga dalam MS Word versi ), dan "Merancang Tenang Teknologi" .
What Ubiquitous Computing Isn't Apa di mana-mana Komputasi Bukankah
Ubiquitous computing is roughly the opposite of virtual reality. Where virtual reality puts people inside a computer-generated world, ubiquitous computing forces the computer to live out here in the world with people. Komputasi di mana-mana kira-kira kebalikan dari realitas virtual. Dimana virtual reality menempatkan orang-yang dihasilkan di dalam dunia komputer, kekuatan komputasi di mana-mana komputer untuk tinggal di sini di dunia dengan orang-orang. Virtual reality is primarily a horse power problem; ubiquitous computing is a very difficult integration of human factors, computer science, engineering, and social sciences. Virtual realitas terutama masalah daya kuda; komputasi di mana-mana adalah sangat sulit integrasi faktor manusia, ilmu komputer, teknik, dan ilmu sosial.
Early work in Ubiquitous Computing Awal bekerja di mana-mana Komputasi
The initial incarnation of ubiquitous computing was in the form of "tabs", "pads", and "boards" built at Xerox PARC, 1988-1994. Inkarnasi awal komputasi di mana-mana adalah dalam bentuk "tab", "bantalan", dan "papan" dibangun di Xerox PARC, 1988-1994. Several papers describe this work, and there are web pages for the Tabs and for the Boards (which are a commercial product now): Beberapa tulisan menggambarkan pekerjaan ini, dan ada halaman web untuk Tab dan untuk Dewan (yang merupakan produk komersial sekarang):
Ubicomp helped kick off the recent boom in mobile computing research , although it is not the same thing as mobile computing, nor a superset nor a subset. Ubicomp membantu memulai ledakan baru-baru ini dalam penelitian komputasi mobile , meskipun tidak sama dengan komputer mobile, atau superset atau sebuah subset.
Ubiquitous Computing has roots in many aspects of computing. Computing di mana-mana telah berakar dalam banyak aspek komputasi. In its current form, it was first articulated by Mark Weiser in 1988 at the Computer Science Lab at Xerox PARC. Dalam bentuk sekarang, itu pertama kali diungkapkan oleh Mark Weiser pada tahun 1988 di Laboratorium Ilmu Komputer di Xerox PARC. He describes it like this: Dia menjelaskan seperti ini:
Ubiquitous Computing #1 Mana-mana Komputasi # 1
Inspired by the social scientists, philosophers, and anthropologists at PARC, we have been trying to take a radical look at what computing and networking ought to be like. Terinspirasi oleh para ilmuwan sosial, filsuf, dan ahli antropologi di PARC, kami telah mencoba untuk melihat apa yang radikal pada komputer dan jaringan harus seperti. We believe that people live through their practices and tacit knowledge so that the most powerful things are those that are effectively invisible in use. Kami percaya bahwa orang hidup melalui praktek-praktek dan pengetahuan tacit sehingga hal yang paling kuat adalah mereka yang tak terlihat secara efektif digunakan. This is a challenge that affects all of computer science. Hal ini merupakan tantangan yang mempengaruhi semua ilmu komputer. Our preliminary approach: Activate the world. Pendekatan awal kami: Aktifkan dunia. Provide hundreds of wireless computing devices per person per office, of all scales (from 1" displays to wall sized). This has required new work in operating systems, user interfaces, networks, wireless, displays, and many other areas. We call our work "ubiquitous computing". This is different from PDA's, dynabooks, or information at your fingertips. It is invisible, everywhere computing that does not live on a personal device of any sort, but is in the woodwork everywhere. Memberikan ratusan perangkat komputer nirkabel per orang per kantor, dari semua skala (dari 1 "ke dinding menampilkan ukuran) ini dibutuhkan kerja baru di sistem operasi, antarmuka pengguna, jaringan, wireless, display,. Dan banyak daerah lain. Kami menyebutnya kami bekerja "di mana-mana komputasi". Hal ini berbeda dari dynabooks PDA, atau informasi di ujung jari Anda. Hal ini terlihat, di mana-mana komputasi yang tidak tinggal pada perangkat pribadi apa pun, tetapi di kayu di mana-mana.
Ubiquitous Computing #2 Computing di mana-mana # 2
For thirty years most interface design, and most computer design, has been headed down the path of the "dramatic" machine. Selama tiga puluh tahun yang paling antarmuka desain, dan desain kebanyakan komputer, telah menuju ke jalan mesin "dramatis". Its highest ideal is to make a computer so exciting, so wonderful, so interesting, that we never want to be without it. Its ideal tertinggi adalah untuk membuat komputer begitu menarik, begitu indah, begitu menarik, bahwa kita tidak pernah ingin menjadi tanpa itu. A less-traveled path I call the "invisible"; its highest ideal is to make a computer so imbedded, so fitting, so natural, that we use it without even thinking about it. Sebuah jalan kurang-perjalanan saya sebut "tak terlihat"; ideal tertinggi adalah untuk membuat suatu komputer, sehingga tertanam, begitu pas, begitu alami, bahwa kita menggunakannya tanpa berpikir tentang hal ini. (I have also called this notion "Ubiquitous Computing", and have placed its origins in post-modernism.) I believe that in the next twenty years the second path will come to dominate. (Saya juga menelepon gagasan "Computing di mana-mana", dan telah menempatkan asal-usulnya dalam pasca-modernisme) Saya percaya bahwa dalam dua puluh tahun ke depan jalur kedua akan datang untuk mendominasi.. But this will not be easy; very little of our current systems infrastructure will survive. Tapi ini tidak akan mudah, sangat sedikit infrastruktur sistem saat ini kami akan bertahan hidup. We have been building versions of the infrastructure-to-come at PARC for the past four years, in the form of inch-, foot-, and yard-sized computers we call Tabs, Pads, and Boards. Kami telah membangun infrastruktur versi-untuk-datang di PARC selama empat tahun terakhir, dalam bentuk inci, kaki, dan komputer seukuran halaman kita sebut Tabs, Pads, dan Dewan. Our prototypes have sometimes succeeded, but more often failed to be invisible. prototipe kami kadang-kadang berhasil, tetapi lebih sering gagal tidak terlihat. From what we have learned, we are now explorting some new directions for ubicomp, including the famous "dangling string" display. Dari apa yang telah kita pelajari, kita sekarang explorting beberapa arah baru untuk ubicomp, termasuk string "terkenal menggantung" layar.
Slides Slides
In March 1996 Weiser spoke at the Nomadic '96 conference. Here are the slides . Pada bulan Maret 1996 Weiser berbicara di '96 nomaden konferensi. Berikut adalah slide .
You can access the postscript for Weiser's 35mm color slides for the keynote talk entitled " Building Invisible Interfaces " given at the User Interface, Systems, and Technologies (UIST) conference, November, 1994. Anda dapat mengakses postscript untuk itu 35mm Weiser slide warna untuk bicara utama berjudul " Membangun Invisible Antarmuka "diberikan pada User Interface, Sistem, dan Teknologi (UIST) konferensi, November, 1994.
Dr. Doug Terry gave a talk at Stanford University on systems problems of mobile computing. Dr Doug Terry memberi ceramah di Stanford University pada masalah sistem komputasi mobile. Here are his slides . Berikut adalah slide-nya .
Slides from the invited talk by Weiser: " Does Ubiquitous Computing Need Interface Agents? No. " given at Mit Media Lab Symposium on User Interface Agents, October 1992. Slides dari bicara diundang oleh Weiser: " Apakah di mana-mana Komputasi Perlu Antarmuka Agen? No "diberikan pada Simposium Mit Media Lab pada User Interface Agen, Oktober 1992.
Cartoons Kartun
Virtual Reality vs. Ubiquitous Computing, in cartoons. Virtual Reality vs Computing di mana-mana, di kartun.
Phenomenological post-modernism explained and related to computer science, in cartoons. modernisme fenomenologis-pos dijelaskan dan yang berhubungan dengan ilmu komputer, di kartun.
P apers P apers
Other writeups by Weiser on different aspects of Ubicomp can be found in the following references: writeups lain oleh Weiser pada aspek-aspek yang berbeda dari Ubicomp dapat ditemukan pada referensi berikut:
Mark Weiser. Mark Weiser. " The world is not a desktop ". Interactions ; January 1994; pp. 7-8. " Dunia ini bukan desktop ";. Interaksi Januari 1994, hal. 7-8.
Mark Weiser, " Hot Topics: Ubiquitous Computing " IEEE Computer , October 1993. Mark Weiser, " Hot Topics: Computing di mana-mana IEEE Computer ", Oktober 1993.
Mark Weiser, " Some Computer Science Problems in Ubiquitous Computing ," Communications of the ACM, July 1993. Mark Weiser, " Beberapa Permasalahan dalam Komputasi Ilmu Komputer di mana-mana , "Komunikasi ACM itu, Juli 1993. (reprinted as "Ubiquitous Computing". Nikkei Electronics ; December 6, 1993; pp. 137-143.) (Dicetak ulang sebagai "Computing di mana-mana" Elektronik. Nikkei, 6 Desember 1993, hlm.. 137-143)
Mark Weiser, " The Computer for the Twenty-First Century ," Scientific American, pp. Mark Weiser, " Komputer untuk Abad ke-Pertama , Scientific American ", hal. 94-10, September 1991 94-10, September 1991
Press Pers
There have been popular press articles about ubicomp. Ada artikel pers populer tentang ubicomp. Some of the recent ones are cited below: Beberapa yang baru-baru ini dikutip di bawah ini:
"The Chips Are Coming". Smithsonian Magazine , September 1994. "The Chips Are Coming" Majalah Smithsonian., September 1994.
"Hot Chips". "Hot Chips". Australian ABC TV. TV ABC Australia. (Includes Mark and daughter Corinne using computer at home.) May 17, 1994. (Termasuk Mark dan Corinne putri menggunakan komputer di rumah 1994.) 17 Mei.
"The power to invent the future." "Kekuasaan untuk menciptakan masa depan." London Financial Times, March 24, 1994. London Financial Times, 24 Maret 1994. (3 pp.) (3 hal.)
"PARC is back". WIRED ; February 1994; pp. 91-95. "PARC kembali";. Wired Februari 1994, hlm. 91-95.
"Xerox PARC". Nikkei Electronics ; November 22, 1993; pp. 115-124. "Xerox PARC". Electronics Nikkei; November 22, 1993, hal. 115-124.
Other Lain
Here are some other press references . ( Weiser's CV has still more press and paper references.) Berikut adalah beberapa referensi lainnya tekan (. Weiser's CV memiliki lebih tekan masih dan referensi kertas.)
There are some quicktime movies of some of the ubiquitous computing devices. Ada beberapa film Quicktime dari beberapa perangkat komputer di mana-mana.

Ubiquitous computing work at PARC was funded by Xerox and ARPA; funding does not mean endorsement. bekerja di mana-mana komputasi di PARC ini didanai oleh Xerox dan ARPA; pendanaan tidak berarti dukungan.
Weiser , 03/17/96 8:00:04 PM Weiser , 03/17/96 20:00:04
_addload(function(){_setupIW();_csi('en','id','http://nano.xerox.com/hypertext/weiser/UbiHome.html');});